Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam forum internasional menyerukan pentingnya pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kesejahteraan umat manusia. Prabowo ajak dunia gunakan sains untuk bangkit, bukan menghancurkan, menjadi pesan utama yang ia sampaikan di hadapan para pemimpin dunia.
Menurutnya, sains harus menjadi fondasi bagi kemajuan ekonomi, kesehatan, dan perdamaian global, bukan sebaliknya digunakan untuk peperangan maupun eksploitasi berlebihan yang mengancam kehidupan manusia.
Visi Prabowo: Sains Sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa
Dalam pidatonya, Prabowo ajak dunia gunakan sains sebagai sarana kebangkitan bangsa-bangsa berkembang. Ia menegaskan bahwa negara-negara dengan sumber daya terbatas justru bisa melompat jauh ke depan jika memanfaatkan teknologi secara bijak.
“Kita tidak boleh membiarkan sains hanya dikuasai oleh segelintir pihak. Ilmu pengetahuan harus menjadi milik semua umat manusia,” tegas Prabowo.
Pernyataan ini menekankan pentingnya pemerataan akses terhadap teknologi, terutama di bidang pendidikan, pertanian, energi, dan kesehatan.
Prabowo Ajak Dunia Gunakan Sains untuk Perdamaian
Salah satu poin utama dalam pernyataan Prabowo adalah ajakan kepada komunitas global untuk menjadikan sains sebagai jalan menuju perdamaian. Ia menilai bahwa di tengah banyaknya konflik bersenjata, teknologi harus diarahkan untuk mengurangi penderitaan manusia, bukan memperburuknya.
Contohnya, perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan bioteknologi seharusnya diarahkan untuk menciptakan solusi bagi pangan dan kesehatan, bukan hanya memperkuat industri militer.
5 Pesan Penting Prabowo tentang Ilmu Pengetahuan
Dalam pidato bertajuk Prabowo ajak dunia gunakan sains untuk bangkit, bukan menghancurkan, terdapat lima pesan penting yang disampaikan:
-
Ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan bersama – Sains harus dimanfaatkan untuk mengatasi kelaparan, kemiskinan, dan ketidakadilan.
-
Teknologi untuk pendidikan – Negara berkembang harus mempercepat adopsi teknologi dalam sistem pendidikan.
-
Riset dan inovasi untuk energi hijau – Dunia perlu beralih dari energi fosil menuju sumber energi berkelanjutan.
-
Sains untuk kesehatan global – Pandemi menjadi pelajaran bahwa teknologi medis harus diakses semua negara.
-
Kolaborasi internasional – Prabowo ajak dunia gunakan sains sebagai dasar kerja sama global, bukan alat kompetisi yang merusak.
Tantangan Global dalam Pemanfaatan Sains
Meskipun pesan Prabowo ajak dunia gunakan sains terdengar ideal, realitas di lapangan masih menyisakan banyak tantangan. Beberapa negara masih menggunakan teknologi canggih untuk kepentingan perang, sementara kesenjangan digital membuat banyak masyarakat tidak dapat merasakan manfaat langsung dari sains.
Prabowo menekankan bahwa kesadaran kolektif harus dibangun. Tanpa kerja sama global, sains akan terus dimonopoli oleh pihak tertentu, sehingga manfaatnya tidak merata.
Dukungan Dunia atas Seruan Prabowo
Ajakan Prabowo ajak dunia gunakan sains mendapat respons positif dari berbagai pihak internasional. Beberapa pemimpin menilai bahwa pesan tersebut sejalan dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs) yang menekankan pentingnya ilmu pengetahuan untuk pembangunan berkelanjutan.
Pesan Moral Prabowo: Sains untuk Kesejahteraan, Bukan Senjata
Di akhir pidatonya, Prabowo kembali mengingatkan bahwa ilmu pengetahuan tidak boleh dijadikan senjata untuk menguasai bangsa lain. Justru, ia harus menjadi cahaya bagi umat manusia menuju kehidupan yang adil, makmur, dan damai
Peran Indonesia dalam Mengusung Diplomasi Sains
Indonesia dinilai memiliki posisi strategis untuk menjadi motor penggerak kerja sama ilmiah global. Dengan sumber daya alam yang melimpah, jumlah penduduk besar, serta perkembangan teknologi yang terus meningkat, Indonesia bisa menjadi contoh nyata dari pesan Prabowo ajak dunia gunakan sains untuk bangkit, bukan menghancurkan.
Program riset, pendidikan tinggi, dan pengembangan energi hijau di Indonesia dapat dijadikan model kolaborasi internasional yang adil dan berkelanjutan.
Harapan Indonesia dalam Diplomasi Ilmu Pengetahuan
Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo ingin menjadi salah satu negara yang aktif mendorong diplomasi berbasis sains. Hal ini mencakup kerja sama riset internasional, pengembangan teknologi hijau, serta investasi dalam bidang kesehatan dan pangan.
Dengan mengusung visi Prabowo ajak dunia gunakan sains untuk bangkit, bukan menghancurkan, Indonesia berharap bisa berperan sebagai jembatan antara negara maju dan berkembang dalam pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk kepentingan bersama.
Baca juga : Olimpiade Sains Simalungun 2025: 4.000 Peserta Ikut Meriahkan Ajang Pendidikan
Kesimpulan
Pesan Prabowo ajak dunia gunakan sains untuk bangkit, bukan menghancurkan menjadi seruan moral sekaligus strategi global dalam menghadapi tantangan abad ke-21. Dengan mengutamakan ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan, pendidikan, energi hijau, kesehatan, dan perdamaian, Prabowo menekankan bahwa masa depan umat manusia sangat ditentukan oleh cara kita memanfaatkan sains.