7 Strategi The Conversation Indonesia & Ditjen Saintek Membumikan Sains ke Publik

Membumikan Sains ke Publik

Jakarta, 5 November 2025 – The Conversation Indonesia bersama Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi (Ditjen Saintek) menandatangani komitmen strategis untuk membumikan sains ke publik. Kerja sama ini menjadi tonggak penting dalam meningkatkan literasi sains di Indonesia, menjembatani hasil riset ilmiah dengan kebutuhan masyarakat, serta menciptakan ekosistem pengetahuan yang lebih inklusif.

Menurut Direktur The Conversation Indonesia, Dr. Arief Prasetyo, “Membumikan sains ke publik bukan sekadar menyebarkan informasi, tetapi memastikan masyarakat memahami konteks ilmiah di balik fakta dan data yang mereka terima sehari-hari.”

The Conversation Indonesia & Ditjen Saintek sepakati komitmen membumikan  sains ke publik


Mengapa Membumikan Sains ke Publik Penting?

Indonesia menghadapi tantangan besar terkait pemahaman sains di masyarakat. Survei terakhir menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat masih kesulitan membedakan informasi ilmiah yang valid dengan hoaks atau misinformasi, terutama di platform digital.

Dengan membumikan sains ke publik, diharapkan:

  • Publik lebih memahami isu-isu ilmiah yang berdampak pada kehidupan sehari-hari, seperti perubahan iklim, kesehatan, dan teknologi baru.

  • Terjadi peningkatan partisipasi masyarakat dalam program riset dan inovasi.

  • Generasi muda terdorong untuk berkarier di bidang sains, teknologi, dan penelitian.

Tentang kami | The Conversation


7 Strategi Membumikan Sains ke Publik

Dalam penandatanganan kesepakatan di kantor Ditjen Saintek, kedua pihak menyepakati tujuh strategi utama untuk membumikan sains ke publik.

1. Konten Edukatif Berkualitas

The Conversation Indonesia akan menyajikan artikel, laporan riset, dan analisis ilmiah dari akademisi, peneliti, dan praktisi sains. Konten ini akan ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami publik, namun tetap menjaga kredibilitas ilmiah.

Contohnya, artikel tentang efek polusi udara pada kesehatan anak-anak akan memuat data riset terbaru, infografis, dan tips praktis yang bisa diterapkan oleh keluarga di rumah.

2. Kolaborasi dengan Media Massa

Membumikan sains ke publik membutuhkan jangkauan yang luas. Oleh karena itu, The Conversation Indonesia bekerja sama dengan media massa nasional dan lokal untuk menyebarkan informasi sains yang kredibel.

Kolaborasi ini mencakup artikel, wawancara ahli, serta segmen khusus di televisi dan radio, sehingga pesan ilmiah bisa diterima oleh berbagai lapisan masyarakat.

3. Workshop dan Webinar Interaktif

Workshop dan webinar menjadi sarana penting untuk membumikan sains ke publik secara langsung. Ditjen Saintek dan The Conversation Indonesia akan mengadakan program ini secara rutin, dengan tema yang menyesuaikan kebutuhan masyarakat, seperti literasi data, kesehatan publik, hingga teknologi ramah lingkungan.

Kegiatan ini juga memungkinkan masyarakat untuk bertanya langsung kepada para pakar, sehingga interaksi menjadi lebih hidup dan efektif.

4. Program Literasi Digital

Era digital memudahkan akses informasi, namun juga meningkatkan risiko penyebaran misinformasi. Program literasi digital dirancang untuk mengajarkan masyarakat cara menilai kebenaran informasi sains di media sosial dan internet.

Pelatihan ini mencakup cara memeriksa sumber berita, memahami data statistik, hingga mengenali bias informasi. Dengan begitu, publik tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga menjadi penilai yang kritis.

5. Pemanfaatan Platform Digital

Selain literasi, platform digital akan digunakan untuk menyebarkan konten sains yang menarik. Misalnya, melalui media sosial, podcast, video pendek edukatif, dan aplikasi mobile, masyarakat dapat mengakses informasi sains kapan saja dan di mana saja.

Pendekatan ini sangat efektif untuk menjangkau generasi muda yang lebih aktif di platform digital, sehingga membumikan sains ke publik tidak lagi terbatas pada media tradisional.

6. Monitoring dan Evaluasi Berkala

Kedua pihak sepakat untuk melakukan evaluasi program secara rutin. Hal ini bertujuan untuk menilai efektivitas strategi komunikasi sains, mengetahui respons publik, dan menyesuaikan metode agar lebih relevan dan menarik.

Monitoring ini juga membantu mengidentifikasi topik sains yang sedang tren atau menjadi kebutuhan masyarakat, sehingga konten yang disampaikan selalu tepat sasaran.

7. Program Inovatif dan Partisipatif

Membumikan sains ke publik juga melibatkan inovasi kreatif, seperti lomba penulisan artikel sains, kontes video edukatif, dan hackathon teknologi. Program ini mendorong partisipasi aktif masyarakat, terutama pelajar dan mahasiswa, dalam menyebarkan pengetahuan sains.


Dampak Positif bagi Masyarakat

Kerja sama ini diproyeksikan memberikan dampak nyata dalam jangka panjang:

  1. Meningkatkan Pemahaman Publik
    Dengan konten yang tepat dan interaktif, masyarakat akan lebih mudah memahami isu-isu ilmiah yang kompleks.

  2. Menciptakan Sumber Informasi Terpercaya
    Publik dapat mengandalkan The Conversation Indonesia dan Ditjen Saintek sebagai sumber informasi sains yang akurat dan kredibel.

  3. Mendorong Minat Generasi Muda
    Program interaktif dan kreatif akan menginspirasi generasi muda untuk lebih tertarik pada dunia sains dan penelitian.

  4. Mencegah Penyebaran Hoaks
    Literasi digital dan konten berbasis riset membantu masyarakat mengenali dan menolak informasi palsu terkait sains dan teknologi.

The Conversation Indonesia: artikel, analisis dan berita terbaru dari  peneliti dan akademisi


Statistik Literasi Sains di Indonesia

Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2024), hanya sekitar 38% masyarakat Indonesia yang memiliki literasi sains memadai. Angka ini menunjukkan perlunya strategi menyeluruh untuk membumikan sains ke publik.

Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan literasi sains masyarakat meningkat setidaknya 10–15% dalam lima tahun ke depan melalui program edukatif dan interaktif.


Baca juga : Inovasi Sains dan Teknologi Terbaru 2025: Revolusi Baru dalam Dunia Modern


Kesimpulan

Penandatanganan kesepakatan antara The Conversation Indonesia dan Ditjen Saintek menjadi langkah penting dalam membumikan sains ke publik. Melalui konten edukatif, literasi digital, workshop, dan program inovatif, masyarakat Indonesia akan lebih mudah memahami informasi ilmiah, meningkatkan minat pada sains, dan terhindar dari hoaks.

Inisiatif ini bukan hanya soal penyebaran informasi, tetapi membangun budaya ilmiah yang kritis, kreatif, dan partisipatif. Kedua pihak berharap bahwa kolaborasi ini menjadi model kerja sama strategis yang bisa diikuti oleh lembaga lain untuk memperkuat literasi sains di seluruh Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *