China kembali mencetak sejarah di bidang teknologi global dengan membangun pusat data berbasis AI di antariksa pertama di dunia. Langkah ambisius ini menjadi bukti nyata keseriusan Negeri Tirai Bambu dalam memperkuat posisinya sebagai kekuatan utama dalam pengembangan kecerdasan buatan dan infrastruktur digital tingkat tinggi.
Proyek pusat data berbasis AI di antariksa ini disebut akan diluncurkan pada tahun 2025. Dengan kemampuan pemrosesan data yang luar biasa besar, pusat data ini diklaim mampu mempercepat analisis big data, meningkatkan efisiensi energi, serta memperkuat keamanan siber nasional China.
Pusat Data Berbasis AI di Antariksa Akan Gunakan Energi Surya
Menurut laporan dari sejumlah media teknologi China, pusat data tersebut akan memanfaatkan energi matahari secara penuh sebagai sumber daya utama. Karena berada di luar atmosfer Bumi, sistem ini akan mendapatkan pasokan energi yang stabil tanpa gangguan cuaca atau rotasi bumi.
Dengan teknologi ini, pusat data berbasis AI di antariksa akan memiliki kemampuan komputasi yang jauh lebih efisien dibandingkan pusat data di darat. Selain itu, lokasi di orbit juga memungkinkan sistem komunikasi berkecepatan tinggi dan latensi rendah — dua faktor penting dalam pengembangan kecerdasan buatan tingkat lanjut.
Energi Surya Jadi Sumber Utama Pusat Data Berbasis AI di Antariksa
Salah satu keunggulan utama dari pusat data berbasis AI di antariksa adalah penggunaan energi matahari yang melimpah. Di luar atmosfer bumi, panel surya dapat bekerja dengan efisiensi hampir 100%, tanpa terhalang oleh awan atau rotasi bumi.
Tujuan Strategis: Dominasi China di Bidang AI dan Antariksa
China menargetkan proyek pusat data berbasis AI di antariksa ini sebagai bagian dari rencana jangka panjang untuk memperkuat kemandirian teknologi nasional. Pemerintah China melalui Badan Antariksa Nasional (CNSA) bekerja sama dengan beberapa perusahaan teknologi besar seperti Huawei Cloud dan China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC).
Langkah ini juga dianggap sebagai simbol pergeseran kekuatan teknologi global. Sementara Amerika Serikat masih fokus pada eksplorasi ruang angkasa dan pengembangan AI di bumi, China berani melangkah lebih jauh dengan menggabungkan dua sektor tersebut secara langsung di luar angkasa.
Bagaimana Respons Amerika Serikat?
Langkah China ini tentu tidak luput dari perhatian Amerika Serikat, yang selama ini menjadi pesaing utama dalam bidang teknologi dan luar angkasa. Para analis memperkirakan bahwa Washington akan mempercepat pengembangan teknologi serupa guna mencegah dominasi China.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa NASA dan perusahaan swasta seperti SpaceX serta Amazon Web Services (AWS) sudah mulai meneliti konsep pusat data berbasis AI di orbit rendah Bumi (LEO). Namun, hingga kini belum ada pengumuman resmi terkait proyek setara dengan yang dilakukan oleh China.
Keunggulan Pusat Data Berbasis AI di Antariksa
-
Efisiensi Energi Tinggi:
Beroperasi dengan energi surya tanpa gangguan atmosfer membuat pusat data ini hemat energi dan ramah lingkungan. -
Kecepatan Pemrosesan Tinggi:
Lokasi di luar bumi memungkinkan pengiriman dan pemrosesan data dengan latensi minimal. -
Keamanan Data Maksimal:
Infrastruktur yang terpisah dari jaringan bumi mengurangi risiko serangan siber dan kebocoran data. -
Mendukung Pengembangan AI Global:
Dengan daya komputasi masif, sistem ini dapat digunakan untuk riset, simulasi cuaca ekstrem, prediksi iklim, serta pengembangan model AI generatif berskala besar.
Tantangan dalam Membangun Pusat Data di Luar Angkasa
Meski menjanjikan, proyek pusat data berbasis AI di antariksa bukan tanpa risiko. Tantangan terbesar meliputi biaya peluncuran tinggi, perlindungan terhadap radiasi kosmik, serta stabilitas sistem pendingin di ruang hampa.
Selain itu, keberlanjutan sistem komunikasi dengan bumi menjadi faktor penting agar data yang diproses bisa diakses dengan cepat dan aman.
Baca juga : Jepang Bangun Pendorong Plasma Canggih 2025 untuk Hancurkan Sampah Antariksa
Kesimpulan: Awal Era Baru Infrastruktur Digital Global
Pembangunan pusat data berbasis AI di antariksa oleh China menandai awal dari revolusi baru dalam dunia teknologi informasi. Dengan kombinasi antara kecerdasan buatan, energi surya, dan teknologi antariksa, proyek ini berpotensi mengubah cara dunia memandang pengelolaan data global.
Jika berhasil, bukan tidak mungkin dalam satu dekade mendatang, pusat data berbasis AI di orbit bumi akan menjadi tren baru — dan persaingan antara China dan Amerika Serikat di ranah ini akan semakin ketat.